Kamis, 25 April 2013

Apa itu Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ?

Apakah kalian tahu PMRI ? yap saya akan membahasnya .
PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) atau RME (Realistic Mathematics Education) adalah teori pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang riil atau pernah dialami siswa, menekankan keterampilan proses, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri (student inventing) sebagai kebalikan dari (teacher telling) dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok dalam kehidupan mereka sehari-hari.

PMRI memiliki prinsip dan karakteristik yang akan saya jelaskan di bawah J

Menurut Gravemeijer (1994) merumuskan tiga prinsip RME yaitu:
1.Reinvensi terbimbing dan matematisasi berkelanjutan (guided reinvention and progressive mathematization),
2.fenomenologi didaktis (didactical phenomenology) dan
3. dari informal ke formal (from informal to formal mathematics; model plays in bridging the gap between informal knowledge and formal mathematics) (Gravemeijer 1994, dalam Armanto, 2002, h. 30 – 33).
Karakteristik PMRI

Ada lima karakteristik PMRI (de Lange dalam Zulkardi, 2005: 14), yaitu:
1.The use of context (menggunakan masalah kontekstual)
Masalah kontekstual berfungsi untuk memanfaatkan realitas sebagai sumber aplikasi matematika. Selain itu juga untuk melatih kemampuan siswa khususnya dalam menerapkan matematika pada situasi nyata.
2.The use of models (menggunakan berbagai model)
Istilah model berkaitan dengan model matematika yang merupakan jembatan bagi siswa jembatan bagi siswa dari situasi informal ke formal.
3.Student contributions (kontribusi siswa)
Menggunakan kontribusi siswa dimana siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan strategi-strategi informal dalam menyelesaikan masalah yang dapat mengarahkan mereka pada pengkontribusian prosedur pemecahan, dengan bimbingan guru diharapkan siswa bisa menemukan.
4.Interactivity (interaktivitas)
Interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru serta siswa dengan perangkat pembelajaran juga harus ada dalam pembelajaran. Bentuk-bentuk interaksi misalnya diskusi, penjelasan, persetujuan, pertanyaan, dan sebagainya digunakan untuk mencapai bentuk pengetahuan matematika formal dari bentuk-bentuk pengetahuan matematika informal yang ditentukan sendiri oleh siswa.
5.Intertwining (keterkaitan)
Struktur dan konsep matematika saling berkaitan, biasanya pembahasan suatu topik (unit pelajaran) harus dieksplorasi untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran yang lebih  bermakna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar